Setelah sebelumnya menemukan kemiripan antara motif ukiran Minangkabau dengan motif ukiran kuno Gandhara dan ukiran Yunani kuno, saya melanjutkan penelusuran ke Negeri Champa. Dan persis seperti dugaan saya, dari peninggalan-peninggalan sejarah Bangsa Champa saya lagi-lagi menemukan keterkaitan dengan Minangkabau yaitu dalam bentuk kemiripan ukiran yang dipahat di dinding candi-candi di Champa terutama di komplek percandian My Son, dengan ukiran yang bisa kita temukan di dinding Rumah Gadang. Cara mereka mengukir pun sama dengan yang dilakukan seniman ukir Minangkabau, yaitu dengan memotong ukiran-ukiran tersebut dalam bentuk batu bata yang terpisah untuk kemudian disatukan. Persis seperti sambungan papan-papan ukiran di Rumah Gadang. Uniknya lagi, ukiran-ukiran atau pahatan-pahatan yang ditemukan pada peninggalan Bangsa Champa ini juga merupakan bentuk turunan dari ukiran Yunani Kuno dan Gandhara. Dari sini kita bisa melihat perjalanan sejarah ukiran tersebut, mulai dari Yunani kemudian ke Gandhara, berlanjut ke Negeri Champa dan pada akhirnya ditemukan di Minangkabau, di pedalaman Sumatera.
Jadi sampai saat ini saya sudah menginventarisir 4 keterkaitan antara Negeri Champa dengan Minangkabau, yaitu:
- Sistem Konfederasi Kota yang mirip dengan Nagari di Minangkabau atau Mini Republik di Yunani Kuno dan Gandhara.
- Sistem Matrilineal yang masih diamalkan oleh masyarakat Minangkabau sampai saat ini.
- Simbol Harimau Campa yang juga menjadi simbol budaya pada masyarakat Champa
- Motif Ukiran dan Pahatan yang mirip dengan Ukiran Minangkabau.
Belum termasuk soal Hikayat Suku Jambak yang memang belum jelas sumbernya dan kesamaan nama Kerajaan Inderapura dengan nama ibukota Champa di puncak kejayaannya.
Motif Kuciang Lalok jo Saik Galamai
Jika kita membuang unsur siku-siku saik galamai dalam motif ukiran di bawah, maka akan ditemukan kemiripan unsur dengan pahatan pada candi myson yang ada di Champa. Unsur bunga segi empat ini disebut bungo cino dalam ukiran Minangkabau.
Ukia ragam kuciang lalok
Salo manyalo saik galamai
Latak di pucuak dindiang hari
Disingok di ujuang paran
Parannyo ulua mangulampai
Asanyo di Gudam Balai janggo
Di dalam Koto Pagaruyuang
Ukiran Rajo Tigo Selo
Motif Sulur-sulur Tanaman Rambat
Ragam motif ini sangat banyak ditemukan pada ukiran Minangkabau, dari sederhana sampai kompleks, salah satunya adalah motif Lumuik Hanyuik yang legendaris itu. Di Champa motif ini dipahat pada pilar-pilar utama candi. Klik gambar candi untuk melihat detail.
Candi Myson
Klik di sini untuk melihat detail ukiran pada pilar-pilar di atas.
Sumber:
http://en.wikipedia.org/wiki/File:My_Son_temple_detail.jpg
http://en.wikipedia.org/wiki/M%E1%BB%B9_S%C6%A1n
http://en.wikipedia.org/wiki/Art_of_Champa
http://zulfikri.orgfree.com/ukiran13.html
http://palantaminang.wordpress.com/motif-ukiran-minangkabau/