Home / Literatur / Lintasan Sejarah Malayu Sriwijaya Dharmasraya Malayapura

Lintasan Sejarah Malayu Sriwijaya Dharmasraya Malayapura

  • 327 SM     : akhir penaklukan Iskandar Zulkarnain ke Dunia Timur
  • 322 SM     : berdirinya Mauryan Empire (Buddha, Ashoka)
  • 300 SM     : berdirinya Chola Empire di India Selatan, runtuh tahun 1279
  • 264 SM     : Perang Kalingga, Mauryan (Ashoka) menggempur Kalingga
  • 260 SM     : mulainya pengembangan agama Buddha secara besar-besaran s/d 218 SM
  • 256 SM     : berdirinya Greco Bactrian Kingdom di Gandhara
  • 200 SM     : berdirinya Indo-Scythian Kingdom (Aryan), runtuh pada 400
  • 180 SM     : berdirinya Indo-Greeks Kingdom di Gandhara
  • 162 SM     : Greco Bactrian Kingdom diinvasi oleh suku Yue Zhi dari Tibet
  • 125 SM     : akhir kejayaan Greco Bactrian Kingdom
  • 10            : akhir kejayaan Indo-Greeks Kingdom
  • 30           : berdirinya Kerajaan Kushan (Yue Zhi), runtuh tahun 375
  • 183          : akhir kejayaan Mauryan Empire
  • 280                    : berdiri Gupta Empire, Chandragupta I (gelar Maharaja Dhiraja) naik tahta
  • 320                    : Samudragupta naik tahta
  • 345  : Samudragupta mengalahkan Hastivarman, Hastivarman hijrah ke Nusantara (Prasasti Allahabad)
  • 600  : akhir kejayaan Gupta Empire
  • 645  : Kerajaan Malayu (Minanga) mengirim utusan ke Cina (catatan Wang Pu)
  • 671  : I tsing mengunjungi Sriwijaya dalam perjalanan ke India, ia kemudian singgah pula di Malayu yang disebutkan berada di khatulistiwa (hulu Kampar)
  • 682  : Dapunta Hyang berangkat dari Minanga dgn membawa lebih 20.000 tentara (Prasasti Kedukan Bukit)
  • 685  : I tsing pulang dari India, singgah di Malayu yg telah ditaklukkan Sriwijaya
  • 686  : Sriwijaya menaklukkan Bangka, Belitung dan Lampung (Prasasti Kota Kapur)
  • 718  : Sriwijaya mengirim surat dan hadiah kepada Khalifah Umar bin Abdul Aziz dari Dinasti Umayyah di Baghdad.
  • 724  : Sriwijaya mengirimkan hadiah pula kepada Kaisar Cina dari Dinasti Tang.
  • 990  : Catatan Dinasti Song menyebut Sriwijaya dengan San-fo-tsi.
  • 997  : Sriwijaya diserang oleh Raja Dharmawangsa dari Kerajaan Medang Kamulan (Prasasti Hujung Langit)
  • 1025  : Sriwijaya diserang oleh Rajendra Chola I dari Kerajaan Chola, India Selatan. Wangsa Syailendra ditaklukkan.
  • 1030  : Rajendra Chola I berkunjung juga ke Malayu yang istananya terletak di hulu Batanghari di pedalaman yang tanahnya agak tinggi. Ibukota Malayu terletak di atas bukit dan dilindungi oleh benteng-benteng (Prasasti Tanjore, ditulis Rajendra Chola I). Malayu sendiri berarti bukit dalam bahasa Sansekerta.
  • 1030        : Kunjungan Abu Raihan Muhammad ibn Ahmad Al-Biruni, ahli geografi dari Persia, Malayu disebut negeri penghasil emas yang terletak di khatulistiwa
  • 1082        : Catatan Cina menyebutkan ada utusan dari Chen Pi (Jambi), bawahan San-fo-tsi dan utusan Pa Lin Fong (Palembang) datang ke Cina. Utusan Palembang masih keluarga Rajendra Chola. Pada saat ini San-fo-tsi merujuk ke Malayu, bukan Sriwijaya lagi.
  • 1183        : Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa jadi raja di Dharmasraya, dengan wilayah kekuasaan sampai Thailand Selatan (Prasasti Grahi, Thailand).
  • 1225        : Wilayah Malayu (San-fo-tsi) memiliki 15 daerah bawahan (naskah Zhao Rugua)
  • 1275        : Ekspedisi Pamalayu I, Raja Singhasari yaitu Kertanegara mengirim Mahesa Anabrang ke Dharmasraya.
  • 1286        : Ekspedisi Pamalayu II, Kertanegara menghadiahkan arca Amoghapasa kepada Raja Dharmasraya yaitu Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa (Prasasti Padang Roco)
  • 1293        : Dara Jingga dan Dara Petak, dua putri Dharmasraya dikirimkan ke Singhasari
  • 1316        : Akarendrawarman (paman dari Adityawarman) naik tahta di Dharmasraya menggantikan Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa, kakek Adityawarman (Prasasti Saruaso). Prasasti Saruaso ini menggunakan 2 aksara yaitu dalam aksara Malayu Kuno dan aksara Nagari (India Selatan). Pada masa ini di daerah tersebut telah bermukim masyarakat asal India Selatan selama 300 tahun.
  • 1325        : Adityawarman dikirim oleh Majapahit sebagai duta ke Cina (Dinasti Yuan)
  • 1332        : Kunjungan kedua Adityawarman ke Cina
  • 1339        : Majapahit mengirim Adityawarman, putra Dara Jingga untuk menaklukkan seluruh Pulau Sumatera
  • 1347        : Adityawarman mendirikan Kerajaan Malayapura (Pagaruyung) dan melepaskan diri dari Majapahit. Daerah kekuasaan hampir seluruh Sumatera dan Semenanjung Malaya. Adityawarman sendiri adalah cucu dari Raja Dharmasraya, Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa. Ia menggantikan pamannya Akarendrawarman dan pusat Kerajaan Dharmasraya dipindahkan dari hulu Batanghari ke Pagaruyung (diintegrasikan kedalam Kerajaan Malayapura).
  • 1365        : Majapahit menyerang Pagaruyung tetapi gagal
  • 1375        : Ananggawarman (putra Adityawarman) naik tahta, diangkat oleh ayahnya sendiri.
  • 1409        : Majapahit kembali menyerang dan kembali gagal dalam pertempuran Padang Sibusuk

Lintasan Sejarah diatas murni diambil dari sumber-sumber tertulis (prasasti, catatan, naskah, surat) dan penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan. Sama sekali tidak memuat peristiwa yang bersumber dari Tambo atau Mitologi, baik yang berasal dari Minangkabau, Jambi maupun Palembang.

Tokoh-tokoh legendaris (ahistoris) seperti Sang Sapurba dan Demang Lebar Daun (Palembang), Puteri Pinang Masak, Patih, Temenggung (Jambi) dan Ninik Sri Maharajo Dirajo (Minangkabau) tidak hadir dalam catatan-catatan sejarah ini.

Namun beberapa prasasti di Pagaruyung (Batu Basurek) ada menuliskan nama tokoh dan nama tempat yang muncul di dalam Tambo Alam Minangkabau.

Nama Tempat

  • Saruaso : Taman Nandana Sri Surawasa yang senantiasa kaya akan padi (Prasasti Saruaso)
  • Pariangan : Hunni Parihayangasi yang mangmangi (Batu Basurek Pagaruyung VII)

Nama Tokoh

  • Maharaja Dhiraja : Rmma Maharaja Dhiraja lagi tiada bata (Batu Basurek Pagaruyung VII)
  • Tuan Perpatih : Manganban Tuhan Prapatih sa ….y ; Tuhan Prapatih tudangma ngamang sua mangwa (Batu Basurek Pagaruyung VII)
  • Sri Maharaja Dhiraja : Satyah haduta Srimaharajaddiraja tuhani gha sri rata (Batu Basurek Pagaruyung VII)
  • Tumanggung Kudawira : Om pagunnira Tumangin Kudavira (Batu Basurek Pagaruyung VI)

Apakah nama-nama diatas yang dikenal orang Minangkabau sebagai Ninik Sri Maharajo Dirajo, Datuak Parpatiah Nan Sabatang dan Datuak Katumanggungan? Wallahualam, mari kita lanjutkan mencari bukti-bukti.

Sumber:

Berbagai artikel di Wikipedia, Keyword bisa dicari dari artikel di atas.

http://www.scribd.com/doc/4551679/Batu-Basurek

About minangheritage

Minangkabau Heritage adalah sebuah gerakan konservasi Warisan Budaya Minangkabau yang berangkat dari kesadaran akan perlunya portal open data dengan sumber terbuka yang bertemakan Kebudayaan Minangkabau. Proyek ini diselenggarakan secara gotong royong baik dari sisi teknis, penyuntingan naskah dan pelbagai kegiatan lainnya. Saat ini ada 3 Sub Tema besar yang sedang dikerjakan yaitu : Sejarah Minangkabau, Budaya Minangkabau, Warisan Minangkabau. Ingin berpartisipasi ? Silahkan kirim file, naskah, dokumen anda melalui menu yang tersedia atau kiri email beserta lampiranya ke [email protected]

Check Also

Wilayah Kebudayaan Pulau Sumatera

SUMBER ARTIKEL DAPAT DIBACA DISINI

6 comments

  1. Bebas Klik (@BebasKlik)

    wah begitu rupa nya…Aq br tau sekarang…Ini menarik bagi sy..

  2. setelah kerajaan seriwijaya palembang di serang oleh cola dari india kerajaan seriwijaya tidaklantas hancur dan lenyap dan raja rajanya dari dinasti selendra masih tetap berlanjut. raja melayu 1183 srimat trailokyaraja mauli bhusana warma dewa. akhir nama raja ini ( warma dewa ) menunjukan dia adalah dari dinasti selendra/ sriwijaya palembang. bala putra dewa,Balaputradewa 860–(?)
    Sri Udayaditya Warmadewa 960–988
    Sri Cudamani Warmadewa 988–1008
    Sri Mara-Wijayottunggawarman/WARMADEWA 1008–1017 jadi dinasti mauli itu adalah kelanjutan dinasti selendra sriwijaya palembang. seperti dinasti selendra dijawa tidak berakhir dengan pulangnya balaputra ke palembang dinasti selendra tetap berlanjut dijawa yang diteruskan oleh pramodawardani sang kakak balaputra dewa. dan dinasti isyana itu juga massih berdarah selendra karena pendiri dinasti isyana mpu sendok adalah keturunan langsung pramodawardani dan pikatan. berlanjut pula dengan erlangga kahuripan jenggala kediri masih tetap berdarah warmadewa/ selendra. erlangga pangeran bali itu berwangsa warmadewa/ selendra juga dan erlangga juga menikah dengan putri sriwijaya palembang.
    jadi sebenarnya wangsa mauli itu adalah wangsa warmadewa/ selendra sriwijaya palembang.
    kenapa semua raja nusantara berhubungan dengan sriwijaya palembang. karena sriwijaya palembang itu berkuasa cukup lama beratus ratus tahun. terhitung dari 670- 1030 ( sampai serangan rajendra dari india )/ 360 tahun menguasai nusantara. tentu telah memberi warna pada setiap kerajaan taklukannya baik itu melalui pernikahan dengan raja raja kerajaan bawahan ataupun menjadi penguasa langsung di kerajaan taklukannya.
    seperti raja raja melayu sejak ditaklukan sriwijaya telah terjadi kawin mawin dengan para bangsawan sriwijaya palembang. jadi sangat jelas jika trailokyaraja mauli bhusana warmadewa itu berdarah sriwijaya palembang. kemudian tahun 1286 kerajaan cenpi/ jambi/ melayupura muncul. dengan raja srimat tribuwana maulu WARMADEWA. Jelas sekali raja melayu ini adalah keturunan warmadew dari dinasti selendra sriwijaya palembang. kemudian raja melayu- sriwijaya ini mnikahi putri minang kabaw. sejak itu darah minang masuk dalam dinasti mauli- warmadewa/ selendra/ sriwijaya palembang ini.
    ADAPUN TENTANG SANFOTSI SELURUH KETERANGAN CINA ITU MENUNJUKKAN SANFOTSI ADALAH SRIWIJAYA/ PALEMBANG
    TAHUN 990 : Catatan Dinasti Song menyebut Sriwijaya dengan San-fo-tsi.
    TAHUN 1225 : Wilayah Malayu (San-fo-tsi) memiliki 15 daerah bawahan (naskah Zhao Rugua)
    CATATAN CINA TAHUN INI SANFOTSI TETAP SRIWIJAYA . ADAPUN palembang dimasukkan kedalam wilayah sanfotsi itu wajar memasukkan pusat kerajaan kedalam bagian kerajaan. seperti indonesia memasukkan jakarta sebagai wilayah/ propensi indonesia. melayu itu identik dengan jambi. jambi juga dimasukan dalam wilayah bawahan jajahan sanfotsi 1225.
    61 tahun kemudian 1286 muncul nama srimat tribuwana rajamauli WARMADEWA SEBAGAI RAJA SWARNA BHUMI mengirim hadiyah arca untuk ditempatkan didharmasraya. dharmasraya ini bukan nama kerajaan.
    tapi nama tempat yang masuk wilayah kerajaan cenpi/ jambi yang disebut kronik cina tahun 1225 itu. ADITYAWARMAN cucu srimat tribuwana raja kemudian mendirikan kerajaan pagarruyung
    adityawarman bergelar Srīmat Srī Udayādityawarma Pratāpaparākrama Rājendra Maulimāli WARMADEWA.
    JELAS ADITYAWARMAN JUGA BERDARAH SELENDRA SRIWIJAYA PALEMBANG.
    sekalipun kerajaan melayu berada dijambi tapi raja rajanya masih orang orang/ keturunan sriwijaya palembang/ sanfotsi, itulah sebabnya kronik cina tetap menyebut kerajan melayu itu sebagai kerrajaan sanfotsi/ sriwijaya palembang. begitu juga diabad 14 pada masa maja pahit sanfotsi tetap palembang. bukan untuk penyebutan nama pulau sumatra. krena orang cina taunya raja raja palembang adalah keturunan sanfotsi/ sriwijaya

  3. srimat tribuwana rajamauli WARMADEWA mendapat kiriman hadiyah arca dari kertanegara untuk ditempatkan didharmasraya ( wilayah kerajaan cenpi/ jambi ) yang menjadi bawahan sanfotsi.

  4. sumsel dan bengkulu dulu zaman pra sriwijaya disebut kantoli kemudian disebut sriwijaya/ shilifochi/ sanfotsi kemudian palembang kemudian palembang darussalam kemudian zaman hindia belanda disebut keresidenan palembang yang terdiri dari
    Pada tahun 1870 itu dalam Keresidenan Palembang terdapat 9 afdeeling, yaitu :
    1. Afdeeling Palembang kota
    2. Afdeeling Tebing Tinggi
    3. Afdeeling Lematang Ulu dan Lematang Ilir
    4. Afdeeling Komering Ulu, Ogan Ulu dan Enim
    5. Afdeeling Rawas
    6. Afdeeling Musi Ilir
    7. Afdeeling OGAN ILIR dan Belida
    8. Afdeeling Komering Ilir
    9. Afdeeling Iliran dan Banyuasin.
    Pembagian wilayah afdeling ini mengalami beberapa kali perubahan. Pada tahun 1872 terjadi peristiwa Regroupingdari 9 afdeeling menjadi 7 afdeeling, dan pada tahun 1878 menjadi 6 afdeeling kemudian dalam Staatblad 1918 Nomor 612 afdeeling menjadi 4 afdeling, yaitu:
    1. Afdeeling Hofdspaats Palembang (Kota Palembang dan sekitarnya)
    2. Afdeeling Palembangsche Boevenlanden (Palembang Hulu) berpusat dilahat
    3. Afdeeling Komering Ulu dan Ogan Ulu berpusat di baturaja )
    4. Afdeeling Palembangsche Benedenlanden (Palembang Hilir). berpusat di tanjung raja.
    Pada tahun 1921, melalui Staatblad nomor 465 dan pada tahun 1930 memalui Staadblad nomor 352, Keresidenan Palembang ( sumsel- bengkulu ) di Sumatera Selatan diubah menjadi 3 afdeeling, yaitu:
    1. Afdeeling Palembang Hilir dibawah seorang Asisten Residen yang berkedudukan di Kota Palembang
    2. Afdeeling Palembang Hulu dibawah seorang Asisten Residen berkedudukan di Lahat
    3. Afdeeling OGAN dan Komering Ulu dibawah seorang Asisten Residen berkedudukan di Baturaja.

  5. sebenarnya kronik cina 1225 tentang sanfotsi itu memuat wilayah kerajaan sanfotsi/ sriwijaya. tidak pernah dituliskan disitu ke 15 wilayah itu disebut negeri bawahan apa lagi jajahan. seperti jambi palembang dalam kronik cina itu tidak pernah disebutkan jajahan sanfotsi. hanya penulis penulis saja yang mengubahnya menambah nambahi yang membuat kesimpulan dengan mengatakan ke15 wilayah sanfotsi itu adalah jajahan. terutamam penulis penulis minang kabaw dan palembang sangat gencar menyimpulkan ke 15 wilayah itu termasuk cenpi/ jambi adalah jajahan sanfotsi. dan membuat kesimpulan sendiri kalau sanfotsi 1225 itu adalah kerajaan dharmasraya, padahal kerajaan dharmasraya itu tidak pernah ada. dharmasraya itu adalah suatu wilayah yang masuk kekuasaan kerajaan jambi dan jambi adalah wilayah kerajaan sanfotsi/ sriwijaya. sedangkan dalam kronik cina menyebut pulau sumatra keseluruhan dengan sebutan chin chou bukan sanfotsi. sanfotsi itu sebutan untuk sriwijaya. sedangkan dharmasraya baru disebut tahun 1286 sebagai suatu tempat bukan nama kerajaan. kerajaan nya waktu itu adalah kerajaan swarna bhumi/ sanfotsi/ sriwijaya. yang bisa dikatakan perpaduan sriwijaya palembang dengan kerajaan melayu jambi.
    jadi janganlah membuat tafsiran sendiri mengatakan ke15 wilayah sanfotsi 1225 itu adalah jajahan.

  6. cobalah gunakan bahasa bahasa yang santun dan menyejukkan yang tidak menyinggung. seperti kata jajahan itu sangat kasar dan menyakiti bisa diganti dengan kata masuk menjadi bagian wilayah, kata ditaklukan bisa diganti dengan mengakui kedaulatan. para pelaku sejarah zaman itu saja tidak pernah menggunakan kata kata jajahan, takluk mereka pun masih menghargai dan menghormati kerajaan kerajaan yang telah mengakui kedaulatannya. kenapa orang orang zaman sekarang menggunakan kata kata yang sangat kasar seperti jajahan takluk dan kata kata yang menyakitkan lainnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *